Pentingnya Menguatkan Kontra Narasi Radikalisme di Media Sosial - kontra narasi islam

Opini

test banner
LightBlog

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Pentingnya Menguatkan Kontra Narasi Radikalisme di Media Sosial

Share This

Saat ini, kelompok radikal terus mengembangkan pengaruhnya di dunia maya. Mereka terus melakukan propaganda secara intensif. Tidak hanya berupa tulisan, tapi juga berupa meme ataupun video. Semuanya itu dilakukan karena mengikut perkembangan zaman. Dan hal ini terbukti efektif, media sosial telah menjadi salah satu rujukan, meski informasi yang disebarkan tidak benar. Ironisnya, tidak sedikit diantara masyarakat yang menelan mentah-mentah informasi yang salah, tanpa melakukan cek ricek dan memastikan kebenarannya.
Untuk itulah, perlu kiranya membangun benteng yang kuat, agar tidak mudah terpengaruh oleh provokasi radikalisme. Salah satu membangun benteng yang efektif adalah, aktif menyebarkan pesan damai di media sosial. Pesan damai ini merupakan bentuk kontra narasi atas berkembangnya provokasi radikalisme. Kontra narasi ini juga akan menjadi informasi pembanding, bagi masyarakat yang malas melakukan cek ricek.
Sebegai generasi muda yang melek teknologi, anak muda jaman sekarang juga harus cerdas dalam menangkal segala bentuk narasi yang menyesatkan. Jika anak muda sudah mempunyai kecerdasan dalam menangkal narasi radikalisme, maka mereka akan tumbuh menjadi generasi yang kuat sekaligus cerdas. Sayangnya, kemauan untuk menangkal narasi radikalisme ini masih sangat sedikit digaungkan anak muda. Mereka lebih sering menuliskan status yang tidak penting sama sekali. Bahkan, tidak jarang status yang mereka tulis justru mengandung unsur kebencian.
Para pemuda harus menguatkan diri untuk menangkal propaganda dan narasi kekerasan. Karena generasi muda kita saat ini, banyak direkrut masuk kedalam kelompok radikal. Betul, jumlahnya masih tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia. Namun, jumlah yang sedikit itu terbukti mampu membuat semua orang panic, ketika terjadi peledakan bom bunuh diri. Untuk mencegah terjadinya aksi radikal dan teror, semestinya kita aktif memberikan kontribusi positif. Salah satunya adalah melalui menuliskan hal-hal positif, dan sering mengingatkan orang lain tentang bahayanya radikalisme dan terorisme.
Menurut pengakuan para mantan pelaku teror, mereka mengetahui radikalisme dari media sosial. Mereka terpedaya karena penjelasan yang meyakinkan di media sosial. Bahkan warga negara Indonesia yang memutuskan berangkat ke Suriah beberapa saat lalu, juga mengaku terbujuk penjelasan yang menggiurkan di media sosial. Setelah sampai ke Suriah, ISIS ternyata tidak seindah yang mereka bayangkan. Khilafah yang mereka impikan, ternyata justru dipenuhi amarah dan ketakutan.
Dengan aktif menyebarkan pesan damai, anak muda tidak hanya aktif meningkatkan kewaspadaan, tapi juga memperkuat benteng masyarakat agar tidak mudah terpengaruh provokasi kelompok radikal. Anak muda harus menjadi corong kebaikan, bukan corong kebencian. Anak muda harus mampu menjadikan pesan damai sebagai viral di media sosial. Karena negeri ini merupakan negeri yang kaya akan pesan-pesan damai. Petuah bijak para pendahulu, harus terus ditularkan ke generasi selanjutnya. Jika kita bisa melakukan itu dan menjadi gerakan bersama, radikalisme akau sulit tumbuh di bumi Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages